09/01/2018 Pameran seni rupa dengan Tajuk “Energi Seni” yang
diikuti oleh 18 seniman, yang menampilkan karya terbaru dan terbaik mereka di
Plaza Indonesia,Jakarta (Function Hall lantai 2) pada tanggal 11 s/d 19 Agustus
2018
Afdhal, Agus Kama Loedin, Andrik Musfalri, Bambang
Heras, Butet Kartaredjasa, Djoko Pekik Erianto, Erica, Gunawan Bonaventura,
Heri Dono, Indra Dodi, MA Roziq,
Masagoeng, Ong Hari Wahyu, Putu Sutawijaya, Tempa, Umbu Tanggela, Rato Tanggela
Catatan Kuratorial: Suwarno Wisetrotomo
Kata
‘energi’ juga bermakna daya, kekuatan, gairah, vitalitas, elan, spirit, atau
gairah. Ia melibatkan yang fisik dan non-fisik. Yang fisik terkait dengan kekuatan yang bisa
diukur dan terukur. Jika melampaui batas, maka berdampak negatif pada raga.
Kemudian yang non-fisik, seringkali tampak tak terbatas, tanpa tepi, dan terasa
liar. Semakin melampaui batas, semakin menemukan daya (sebutlah semacam
ide-ide, terkait isi, bentuk, dan fungsi) yang tak terduga.
Demikianlah
proses kreatif berpikir dan berkarya seni yang melibatkan seluruh daya; daya
nalar, daya renung, dan daya artistik. Berkesenian, tak bisa tidak, harus
mengerahkan seluruh daya, agar produk karya seni memiliki dua energi yang
menyatu, yakni daya pukau dan sekaligus daya ganggu. Pencapaian semacam ini,
sekali lagi, hanya mungkin terjadi jika seniman bertumpu pada nalar, kepekaan
jiwa, dan kepiawaian artistik. Ketiganya bukan kebetulan, juga bukan jatuh dari
langit, tetapi buah dari upaya yang tak kenal menyerah.
Karya
seni yang memesona secara visual, dan mengganggu secara isi dan pesannya, dapat
dikatakan sebagai karya yang memancarkan energi positif bagi penontonnya.
Energi positif ini penting, karena seni memang menjadi medium yang sangat
efektif untuk membangun pengertian antar manusia. Seni semestinya berada di
atas banyak persoalan; isu suku, agama, ras/etnik, ideologi, politik, misalnya,
akan menemukan “ruang pertemuan dan ruang dialog” melalui karya seni. Seperti
halnya bidang olah raga, dunia seni juga sangat memerlukan sikap sportif. Semua
pendapat harus disertai dengan argumentasi yang jelas dan kuat, sehingga
perbedaan apapun yang muncul, tetap harus bersikap saling menghargai. Karena
memang, tak ada makna seni yang tunggal dan absolut.
Peristiwa
Pameran Seni Rupa bertajuk ENERGI SENI dihasratkan untuk menumbuhkan pemahaman
seperti itu. Menularkan energi kreatif dan positif merupakan tanggung jawab
sosial dan moral setiap individu. Melalui medium karya seni rupa, diseminasi
perkara energi seni, menemukan ruangnya yang menarik dan mengundang beragam
kemungkinan, khususnya di area pemaknaan seni. Pameran ini diharapkan dapat
menghadirkan beragam karya seni rupa yang memancarkan ‘pesona seni’, ‘imaji
seni’, ‘mengundang pemaknaan yang beragam’, ‘menumbuhkan semangat dan daya
hidup’, dan itulah yang dimaksudkan sebagai “energi seni”. Melalui berbagai
karya seni, siapapun kita, akan tersentuh dan tumbuh daya hidup kita dengan
lebih manusiawi.
(Suwarno Wisetrotomo / Kurator )
* Elan adalah
semangat perjuangan (hidup, daya cipta) yang menyala-nyala
* Diseminasi adalah proses penyebaran
inovasi yang direncanakan, diarahkan, dan dikelola
We are event organizer specializing in art exhibition. We are also art dealer for paintings and sculptures. We maintain good relation with various artists of various style…
Indonesia petrified wood sculpture